• Framing/kompisisi (Teori Komposisi)

    Menurut kamus bahasa, komposisi (composition) berarti sebuah proses penggabungan beberapa elemen menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam videografi komposisi merupakan sebuah proses yang sangat vital karena dari komposisi itulah sebuah gambar bisa becerita, dari komposisi pula sebuah gambar terlihat indah dan enak dipandang untuk dinikmati. Berbeda dengan seni lukis yang memulai komposisi dari bidang kosong, kemudian menambahkan elemen-elemen yang dirasa perlu agar pesan lukisannya bisa sampai ketika dilihat orang lain.
    Komposisi dalam videografi dimulai dari bidang yang penuh, kemudian satu-persatu elemen yang tidak perlu disingkirkan untuk mencapai tujuan yang sama.

    Komposisi sangat berkaitan dengan estetika, untuk itu tidak ada peraturan yang mengikatnya, kalaupun ada hanyalah sebatas panduan yang boleh diikuti dan boleh juga tidak dikuti. Untuk itu ada istilah following the rule dan breaking the rule. Tetapi bagaimanapun panduan-panduan dalam menentukan komposisi ini sudah melalui proses studi yang cukup panjang sehingga sangat sesuai dengan indera penglihatan manusia dalam menikmati karya visual ini.

    Buatlah terlihat simple (Simplicity)

    Pada forum-forum kritik gambar, sering kita dengar komentar-: “simple tapi menarik…”, atau “backgroundnya terlalu ramai sehingga point of interest kurang menonjol…” dan lain-lain. Tujuan komposisi ini adalah memberikan penonjolan pada object utama gambar (point of interest – POI) agar langsung terlihat secara utuh tanpa gangguan elemen-elemen lain yang tidak diperlukan. Karena itu, pastikan benar bahwa elemen-elemen yang masuk kedalam frame kamera adalah elemen-elemen yang benar-bener diperlukan. Cobalah zoom lebih dekat atau cari sudut pandang lain untuk menentukan point of interest

    Hindari penumpukan object (merger)

    Penumpukan object akan sangat mengganggu object utama (POI) karena bisa merusak keindahannya dan mengurangi rasa nikmat dalam melihatnya.

    RULE OF THIRD/ GOLDEN MEAN/GARIS KENCANA
    Menempatkan object utama di tengah frame akan menghasilkan gambar yang kurang dinamis dan terkesan snapshot.atau datar Menempatkan object utama pada prinsip rule of third akan memberikan efek yang lebih dinamis. Dan berdasarkan penelitian, mata kita memang lebih terasa nyaman pada posisi tersebut Mengikuti rule of third sangatlah mudah, cukup membayangkan empat titik saat membidik lalu putuskan pada titik mana object utama akan ditempatkan.

    Golden Mean

    Golden mean juga dikenal dengan golden section adalah sebuah panduan komposisi yang didasarkan pada perhitungan matematika yang unik.
    Panduan komposisi ini pertama kali didokumentasikan oeh seniman yunani kuno dan sampai saat ini masih digunakan meskipun popularitasnya agak tertutupi oleh panduan komposisi rule of third. Prinsipnya panduan kompoisi ini hampir sama dengan rule of third namun titik interesnya lebih sempit sekitar 5% kearah tengah.
    ada teorinya golden mean ini bisa digunakan pada semua scene foto, tapi pada prakteknya lebih mudah diaplikasikan pada foto portrait formal/klasik. Pada scene lain lebih mudah menggunakan komposisi rule of third

    Balance

    Dalam seni visual balance berarti mengisi frame dengan porsi yang kurang lebih seimbang, bisa oleh elemen object, warna ataupun contrast. Sebuah gambar dengan komposisi yang balance akan terasa saat kali pertama dilihat begitu juga sebaliknya.


    Komposisi garis dan lingkaran ( line and curve)

    Komposisi ini berdasarkan pada garis dan curve yang membentuk arah penglihatan menuju object utama. Secara tidak sadar mata kita selalu mengikuti arah garis jika melihat sebuah gambar yang memang ada garisnya, untuk itu sebagai cameraman kita dituntut untuk bisa memanfaatkan garis ini semaksimal mungkin untuk menggiring mata penonton ke object utama. Garis bisa berupa apa saja, bisa jalan, sungai, pagar, tali atau bahkan bayangan. Garis adalah hal yang setiap hari bisa kita temui di mana saja, ia bisa menggabungkan beberapa elemen menjadi satu kesatuan atau bisa memisahkannya menjadi bagian-bagian yang berdiri sendiri.

    Komposisi line & curve bisa berupa komposisi diagonal, vertical, horizontal dan kurva atau garis lengkung yang masing-masing bisa membentuk mood tersendiri. Vertical biasa digunakan untuk kesan kuat yang diterapkan pada cityscape. Horizontal bisa memberikan mood kedamaian, biasanya diterapkan pada landscape, diagonal memberikan mood pergerakan dan kurva memberikan mood elegan seperti yang sering diterapkan pada pengambilan gambar peragaan busana Perhatikan contoh-contoh berikut:



    TIPE SHOOT :

    Selain penempatan objek atau POI dalam pengambilan gambar video kamera juga harus selalu memperhatikan tipe shoot, tipe shoot ini nantinya akan akan menghasilkan sebuah rangkaian cerita , semakin lengkap dan variatif tipe shoot yang di shooting semakin lengkap dan variatif juga rangkaian cerita yang akan di hasilkan

    ELS (Extreme long Shot)

    Shott tipe ini adalah shoot yang mengambil gambar sangat jauh dari subyek yang mungkin tidak akan kelihatan dengan jelas. Teknik ini bertujuan untuk menunjukan lingkungan disekitar subjek dan dirancang untuk menunjukan pendengar di mana tempat tindakan diambil. ElS juga disebut dengan istilah extra long shot or extreme long show

    VLS very long shoot (VLS)

    Tipe ini sudah mengambil lebih dekat dengan lingkungan disekitar subjek. Subjek akan terlihat berada di lingkungan seperti apa. Teknik ini juga bisa memfokuskan pada satu objek seperti jendela atau berada dibagian apa dalam lingkunganya

    LONG SHOOT / LS (ESTABLISHED SHOOT)

    Shoot ini mengambil subyek dalam bingkai yang penuh. Kita mengambil dari gambar kaki subjek dan juga mengambil pada bagian kepala hampir pada bagian atas frame. Teknik ini sungguh sulit untuk dikerjakan, karena dari awal sampai akhir harus selalu mengikuti pergerakan subjek. Kalo tidak kita akan mendapatkan gambar yang terpotong dari subjek

    Medium shoot (MS)

    Pengambilan gambar dengan tipe shoot ini ini bertujuan untuk menunjukan subyek lebih detail, dan juga bisa menunjukan emosi yang ditampulkan oleh subjek. Teknik ini banyak digunakan pada penyampaian berita televisi oleh presenter, wartawan yang akan mewawancara sehingga subjek dengan leluasa mengeluarkan expresinya, seperti gerak tangan, dll

    medium close up (MCU)

    shoot yang mengambil gambar dari dada sampai atas kepala untuk menunjukan
    ekspresi wajah lebih jelas

    Close up (CU)

    Shoot ini hanya mengambil gambar hanya pada bagian wajah (close up). Teknik ini lebih menonjolkan ekspresi wajah dari subjek. Close-up juga dapat digunakan sebagai teknik cut-in. Dengan teknik ini penonton dapat menggambar atau merasakan bahwa pribadinyalah yang menjadi sebagai subjek

    Extreme close up (ECU)

    Pengambilan gambar dengan teknik ini akan menunjukkan secara detil ekspresi dari subjek, seperti linangan air mata dan luapan kegembiraan terpancarkan dari wajah atau mata subjek

    Cut away

    Shoot yang mengambil pergerakan dan reaksi dari sekitar subjek atau menekankan sesuatu milik dari subjek, contoh gambar kucing adalah objek dari pemiliknya shot ini di gunakan unutk mengalihkan perhatian penonton saat terjadi perpindahan sequence atau menghindari jump cut


    Cut- in

    Hampir mirip dengan Cutaway, bedanya hanya menjelaskan bagian dari subejk secara lebih jelas, contoh pengambilan tangan yang menunjukan berupa luapan emosi, grogi, takut, dll

    Two shoot
    Ini merupakan variasi pengambilan gambar. Pada saat interview atau wawancara bisa dilakukan pengambilan presenter dan subjek atau hanya presenter saja dan juga hanya subjek saja yang akan di ambil.
    Dengan teknik ini bisa membuat suasana wawancara menjadi lebih hidup dan tidak terjadi kekosongan objek disekitarnya

    Oos(over the shoulder)

    Shoot ini merupakan teknik pengambilan subjek dari sisi belakang orang lain. Pengambilan gambar dilakukan dengan memotong frame dari belakang telinga sekitar 1/3 dari lebar frame dan orang yang diambil harus menduduki kira-kira 2/3 dari lebar frame. Subjek yang diambil harus terlihat dengan jelas dan usahakan juga bahunya terambil


0 comments: