• Mesin uang dari singkong

    - Modal awal 3,5 juta sampai 5,5 juta

    Berbekal kemauan, mimpi, cita-cita, obsesi dan disertai berfikir kreatif serta kerja keras sekawanan ‘pendekar’ di dunia usaha berhasil mengubah singkong (ketela pohon/ubi kayu) menjadi bisnis bernilai miliaran rupiah dan membuka lapangan kerja baru.
    Ditangan mereka singkong disulap menjadi berbagai jenis makanan bernilai ekonomi tinggi dan membuka kesempatan bagi banyak orang untuk untuk berbisnis dengan modal yang sangaat terjangkau.

    Awalnya adalah empat orang muda di Yogyakarta yang sudah lama bersahabat dan sama-sama memilih untuk tidak menjadi karyawan namum mereka memilih untuk wirausaha setelah lulus kuliah. Keempatnya ialah Eko Yulianto, Febri Triyanto, Fath aulia Muhammad dan Asyari Tamimi. Dua diantara keempat orang tersebut adalah kakak beradik.
    Eko berkisah dengan haya bermodalkan gerobak yang di cat merah dan kuning, keempat orang muda itu memulai usaha stick singkong goreng. Karena bahan dasarnya singkong atau ketela pohon, usaha mereka mereka namai TELA TELA. Ternyata usaha mereka diminati penggemar makanan goreng atau gorengan.
    Namun dalam perjalanan awal mereka sering diganggu oleh keberadaan petugas satpol PP. Sehingga harus pintar menyelamatkan gerobak, penggorengan dan peralatan lain sambil berlari. “ Agaknya pengalaman itu bagian dari perjuangan yang harus dilewati” ujar Eko.
    Setelah berhasil melewati bagian rintangan , mereka memakai bendera Tela Tela fried Cassava dan bisnisnya berkembang begitu mencengangkan. Hanya dalam dua tahun sudah bertebaran outlet sekitar 1.500 di Indonesia. Omzetnya tak kurang dari 2 miliar rupiah hingga 3 miliar rupiah per bulan.
    Tela Tela adalah perusahaan pelopor dan pemimpin pasar dalam usaha snack ketela dan pernah menjadi snack terfavorit di Yogjakarta pada tahun 2006, Investasi untuk memasuki dunia usaha ini sangat terjangkau dan mengurangi besarnya kerugian di banding usaha lain.
    Untuk Break Even Point (BEP) diperkirakan paling lama 6 bulan, selebihnya kita hanya mengambil untung dari usaha trsebut.” Konsep take away menjadikan usaha ini tidak membutuhkan empat yang luas untuk berjualan. Bahkan dapat dilakukan dengan konsep kaki lima”. Eko menambahkan.
    Bagi masyarakat yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya atau jabodetabek yang berminat untuk bermitra dengan Tela Tela tidak perlu bersusah payah menghubungi kantor pusat Tela Tela di Yogjakarta, sebab di jabodetabek sudah dibuka keagenan di kota depok.

0 comments: