• Hati-hati Memegang Kamera!

    Soal memegang kamera kedengarannya sepele. Bahkan mungkin selama ini tidak pernah terpikirkan oleh Anda. Padahal, kesalahan dalam memegang kamera ternyata berisiko besar. Ironisnya hal itu sering luput dari perhatian kita. Bahkan tidak sedikit para fotografer profesional yang tidak memegang kamera dengan benar dan mengabaikannya.
    Sepertinya hal itu hanyalah masalah kebiasaan saja. Tapi sebenarnya kalau kita tidak memegang kamera dengan benar, banyak sekali kerugian yang bisa terjadi. Kerugian-kerugian itu antara lain adalah tidak lincah dalam memfokus atau bergoyangnya kamera saat menjepretkan rana. Pada fotografer jurnalis (wartawan foto), ketidaklincahan dalam memotret akan merupakan kerugian besar sebab banyak kejadian yang hanya berlangsung sekejap.

    Dirancang
    Pada prinsipnya, kamera dirancang untuk dijepretkan dengan telunjuk tangan kanan, bukan dengan jari lain atau bahkan dengan tangan kiri. Maka untuk pemotret yang kidal, hal ini sedikit banyak mungkin tidak nyaman, namun harus dilawan dengan kebiasaan atau mungkin cari kamera untuk orang kidal.
    Coba rasakan untuk menjepretkan rana dengan ibu jari tangan kanan atau juga dengan jari lain di tangan yang sama. Keleluasaan dalam menekan tombol pelepas rana pasti lebih rendah daripada menekan dengan jari telunjuk. Setelah kita menyadari keutamaan tangan kanan pada proses pemotretan, hal lain yang harus kita sadari adalah pemanfaatan tangan kiri. Dengan konsentrasi tangan kanan pada penentuan saat untuk menjepretkan tombol pelepas rana, tangan kiri mempunyai tugas untuk menahan berat kamera sambil memfokus.
    Kestabilan
    Jika pemakaian pada kamera yang berfasilitas otofokus, tangan kiri akhirnya semata dipakai untuk menambah kestabilan dalam memegang kamera. Kalau pada kamera sedang terpasang lensa yang panjang, peran tangan kiri dalam menyangga berat kamera memang tidak bisa dihindari.
    Untuk kamera saku yang ringan dan berfasilitas otofokus, pemotretan bisa dilakukan dengan satu tangan saja. Dan kamera saku yang beredar memang umumnya dirancang untuk bisa dioperasikan dengan satu tangan.
    Namun begitu ada pertanyaan yang sering menggelayut. Khususnya bagi para pemula adalah, perlukah menutup satu mata saat memotret. Namun setidaknya di era digital hal itu bisa saja diabaikan sebab sudah ada layar LCD (monitor).
    Meski demikian biasakanlah membidik sambil membuka kedua mata. Fotografer profesional hampir semua membuka mata saat membidik dan memfokus. Satu matanya melihat dari jendela bidik sementara mata lain menyaksikan adegan di luar kamera untuk berjaga agar jangan sampai kehilangan beberapa adegan lain yang saat itu tidak terbidik.
    Pada pemotretan yang tidak membutuhkan kewaspadaan ekstra seperti memotret peragaan busana, konsentrasi mata pada satu titik memang penting. Namun hal ini pun tidak usah dikaitkan dengan memicingkan salah satu mata. Memicingkan satu mata jelas menuntut konsentrasi ekstra dan ini sering membuat kita terlambat dalam memotret cepat. Kalau kita membidik dengan mata kiri, maka mata kanan mau tidak mau menutup secara otomatis oleh badan kamera atau oleh tangan kanan. Dengan membidik memakai mata kiri, tanpa memicingkan mata pun kita sudah mendapat konsentrasi dalam membidik.
    Hati-hatilah memegang kamera!

0 comments: