• Harap - Harap Cemas

    Dara melirik kearah handphone nya untuk ke….sekian kalinya. Benda kotak setebal kurang dari dua senti itu diem, anteng, ga’ bunyi-bunyi. Hati dara gelisah. kemudian ia mencoba menyibukkan diri mencoba menyelami karakter si tokoh utama dari novel yang sedang ia bahas di dalam skripsinya.
    Dara mengerling ke arah hand phone nya lagi. Kenapa ga ada sms sih? Hah! Dara terhenyak. Jangan-jangan gara-gara sinyalnya! Dara buru-buru mengecek handphone nya lagi. Sinyalnya penuh. Masih kurang yakin Ia lalu mengambil handphone adiknya lalu menelepon ke nomernya sendiri. Tidak berapa lama hand phone nya bunyi. Berarti ada sinyal! Serunya dalem hati. lega luar biasa. Tapi.. kenapa ga ada sms juga? Ada apa ya? Dia lagi ngapain ya? Apa dia udah ga tertarik buat kenal gue lebih jauh lagi? Oh, jangan-jangan dia punya gebetan lain.. atau dia balikan ama mantanya dan gue cuma dijadiin pelarian aja?! NOOOO.... dara ngejerit sambil ngacak-ngacak rambut.

    Piiip!!

    SMS!! Pekik dara. Buru-buru ia menyambar HP nya dan membuka sms yang nyampe. Sambelll!!! Wajahnya yang tadinya sumringah harap-harap cemas langsung berubah bete begitu tau sms yang datang bukan dari orang yang dinanti. Dengan gemas dara menyelipkan hp nya dibawah bantal. Membereskan kertas-kertas tugasnya. Terus langsung mematikan lampu di kamarnya dan siap2 tidur. Dara memutuskan untuk tidak mengharap-harap sms dari orang itu.
    Dara menarik selimut hingga dagu. Ia kemudian diam mengamati langit-langit kamarnya yang dipenuhi oleh bintang-bintang golw in the dark. Pikirannya kembali melayang ke berbagai pikiran buruk yang tadi ia rasakan tentang dia. Ia menghela nafas.. sebenarnya ia tidak ingin berfikir yang jelek-jelek tentang orang itu. ia juga tidak ingin menderita gara-gara orang yang perasaannya belum jelas diketahui oleh dara.
    Dara memonyongkan bibirnya. Ia mulai melepaskan perasaan-perasaan negatif yang tadi di milikinya. Dan menggantinya dengan perasaan berserah, pasrah. Terserah bagaimana perasaan orang itu!! kalau orang itu tidak menghubunginya lagi. Dara berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan bersedih!!

    Tilut tilut tuutt tiluutt..

    Handphone nya berbunyi. Dara melihat nomor asing yang tertera di layarnya. Siapa ya? Pikirnya. Apa orang iseng? Tapi akhirnya toh Dara memencet tombol ’terima’.
    ”halo..” sapanya agak hati-hati
    ”halo.. bisa bicara dengan dara?” dara mengira-ngira suaranya.
    ”siapa ya?”
    ”ini gue. Lupa ya?” dara mulai mengingat suara itu. mungkin kah...
    ”si Adi?” tebaknya
    ”nnaahh!! Iya....”

    WUUAAAAAAHHHHH.....!!!

    Hati dara melambung tinggi. Detak jantungnya berpacu lebih cepat. Mengakibatkan darah berdesir terlalu banyak ke pembulu-pembulu darah di pipinya dan membuat wajahnya memerah. Suhu tubuhnya pun ikut meninggi. Dan hal itu juga berpengaruh terhadap produksi keringat yang juga jadi meningkat. Otaknya buntu. Seneeenggg banggett tapi juga bingung mau ngomong apa. Akhirnya mereka berdua cuma bercanda-bercanda, ketawa-ketawa nggak jelas. Setelah skitar 5 menit Adi menyudahi pembicaraan karena ia ingin melanjutkan pekerjaanya.
    Dan setelah dara menarik telpon genggamnya dari kuping. ia mengangkat kedua tanggannya ke atas, berguling-guling gembira, memantul-mantulkan kakinya diatas kasur dan menampilkan ekspresi pemenang lotre jutaan dolar!!
    Dara belum pernah merasa sebahagia ini. Ia tidak pernah merasa begitu senang menerima telfon dari seorang pria. Merasakan rasa gembira juga bingung yang seperti itu.
    Senyum dara mengembang se-mengembang-mengembangnya! Apakah memang dia ya orangnya? Semuanya begitu berbeda.. dara merasakan semacam firasat sejak ia bertemu dengan dia. Dara merasakan hal-hal yang baik akan terjadi di sekelilingnya jika dia ada. Hatinya mengucap doa. Semoga tuhan berbaik hati untuk menjadikan apa yang sudah dirasannya menjadi nyata...

0 comments: