• Lupa Diri (renungan

    Johan baru saja mendapatkan promosi atas jabatan diperusahaannya bekerja karena prestasinya yang gemilang, Johan mendapatkan mobil baru. Dia setiap saat mengendarai mobil barunya, dia selalu merasa bahagia, terkadang lupa akan sekelilingnya.

    Pada suatu hari Johan sedang dalam perjalanan pulang sehabis belanja dari Town Square. Ditengah-tengah asyiknya mengendarai mobil, Johan merasa ada yang kurang. 'Sepertinya ada yang kurang, apa ya?' bisiknya dalam hati. Johan kemudian meminggirkan mobilnya, dia periksa semua belanjannya tetapi tidak ada yang kurang. Johan periksa dompet dan handphone, semuanya ada. Akhirnya dengan mantap dan penuh percaya diri, Johan pulang dengan hati penuh kegembiraan.
    Ketika sesampainya dirumah, putrinya yang cantik telah lama menunggu berlarian dan memeluknya. Putrinya terheran dan bertanya, 'Ayah, mamah mana?'

    Begitulah kita, biasanya ditengah puncak karier ataupun puncak kejatuhan memperlihatkan wajah diri kita yang sebenarnya, wajah 'lupa diri'. Lupa diri adalah lupa akan diri sendiri, lupa betapa kita juga membutuhkan orang lain, lupa akan makna kehidupan yang hakiki. Lupa bahwa hidup didunia hanya sebentar. Menjaga kesadaran diri bagian yang paling penting dalam hidup kita senantiasa tetap mengingat dari mana kita berasal dan kemana kita akan kembali agar kita tidak lupa diri.
    (dari Milis temen)

0 comments: